Pantaskah
saya mendapatkan nilai A? Pertanyaan ini yang sering sekali terlontar dikepala
saya sebagai seorang yang sedang menimba ilmu di bangku perkuliahan. Selain
ujian serta tugas, absensi adalah salah satu faktor penentu untuk mendapatkan
sebuah nilai yang bagus. Absensi menjadi sangat penting dalam sebuah
perkuliahan, karena materi yang didapatkan dan dipahami itulah yang nantinya
akan menentukan bagus tidaknya sebuah nilai dalam tugas maupun ujian.
Nilai
sempurna tentu menjadi impian setiap orang yang sedang melewati proses belajar
dan ujian pada akhir masa pelajarannya. Namun nilai yang sempurna tidaklah
mudah untuk didapatkan. Terkadang upaya yang telah kita lakukan untuk sebuah
nilai yang sempurna tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Aktif berdiskusi
pada saat kelas sedang berlangsung, pun bukan jaminan untuk pencapaian nilai
yang sempurna.
Dibutuhkan
sebuah upaya yang lebih untuk proses tersebut. Sebagai seorang kaum pekerja
dengan cita-cita ingin memperbaiki kualitas hidupnya, sulit rasanya membagi waktu
kerja demi mendapatkan sebuah nilai yang sempurna dengan melakukan sebuah
pengorbanan jam kerja. Loyalitas terhadap perusahaan tempat saya bekerja,
mengharuskan saya mengedepankan urusan pekerjaan dibandingkan yang lainnya. Hal
inilah yang menjadi kendala untuk seorang seperti saya datang dan mengikuti
perkuliahan dengan tepat waktu demi mendapatkan materi pelajaran yang diberikan
oleh dosen.
Masalah
inilah yang sering dihadapi oleh kaum pekerja yang masih menyempatkan waktunya
untuk menimba ilmu setelah selesai bekerja di kantor. Kalau sudah begini,
mahasiswa hanya bisa mengharapkan kebijakan dari seorang dosen dalam memberikan
sebuah nilai. Namun sepertinya sulit bagi seorang dosen untuk memberikan sebuah
nilai yang sempurna jika melihat kurangnya sebuah upaya dari mahasiswa itu
sendiri. Pengorbanan yang juga sebenarnya sangat susah untuk dilakukan jika sudah
dihadapkan dengan pekerjaan yang menanti dikantor untuk diselesaikan.
Sebuah
effort atau upaya tidaklah berarti apa-apa jika tidak disertai sebuah
pengorbanan yang berarti. Pengorbanan tentunya juga harus disertai niat yang
tulus dari dalam hati kita sendiri. Maka timbul kembali pertanyaan kepada diri
saya sendiri, pantaskah saya mendapatkan nilai yang sempurna sedangkan upaya
yang saya lakukan belum dapat dikatakan maksimal, bahkan ilmunya saja belum
sepenuhnya saya kuasai? Jawabannya adalah saya belum pantas untuk mendapatkan
nilai A.
Johannes Vanda Ninoy
Johannes Vanda Ninoy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar